Sabtu, 15 November 2014

Datar

Pernah enggak sih, mengalami fase dimana hubungan kamu terasa terlalu datar untuk disebut hubungan. Bukan..bukan karena kamu bosan berhubungan dengannya. Tapi lebih  karena kehubungan ini terlalu berjalan “baik-baik saja” . Pernah?
Jadi mungkin kamu bakal nglakuin hal ini, Kamu berusaha keras untuk mencari cara biar hubungan kamu dinamis, dengan mengajak melakukan suatu hal. Berharap bahwa hal itu akan memperbarui hubungan kamu yang ‘lempeng’ menuju ke arah yang lebih menyenangkan. Karena di sisi sujektifmu, kamu berteriak “Aku ingin melakukan sesuatu denganmu, tapi aku ingin melakukan suatu hal yang seru, tidak seperti biasanya.” Tapi sayangnya pasanganmu ini tidak menyambut baik ajakanmu. Jadi akhirnya malah kamu sendiri yang BT. Lalu malah berkahir dengan tragis. Dan kamu bingung apa lagi yang harus kamu lakukan.
Mungkin ini perasaan subjektif yang dialami wanita saja, karena biasanya cowok kurang mengerti dengan hal tersebut.
Ah...sinopsis diatas emang bagian dari curhat. Mungking aku terlalu sering liat drama korea dimana cowoknya selalu so sweet, dan terlihat mempunyai kehidupan yang penuh kejutan. Cowoknya yang selalu berjuang mati-matian untuk memperjuangkan cintanya, atau kalaupun yang ngejar-ngejar cewek. Si cowok selalu memperhatikan si cewek diam diam. Tapi ini dunia nyata kan? Dimana semuanya hanya bisa dilihat dari sisimu. Karena Kamu kagak punya CCTV untuk mantelengin 24 jam pasanganmu itu. Apalagi kalo Kamu LDR, dimana nafas hubunganmu hanyalah kesetiaan, kepercayaan, dan komunikasi.
Seberapapun lamanya kamu menjalin hubungan, dan sebaik apapun kamu berusaha menjalani hubungan itu. Memang selalu ada sisi dimana kamu tidak mengerti mengenai tingkah pasanganmu. Atau mengapa dia selama ini dia tidak mengenal keinginan kita dengan baik. Mungkin itulah hal yang justru sebenarnya membuat hubunganmu penuh warna.
Terkadang sebagai wanita, kita memang selalu ingin dinomer satukan dalam segala hal. Bahkan akan sangat cemburu pada hal-hal kecil seperti ketika wanita tahu kalau pasangannya lebih dulu menjawab pesan yang orang lain_walaupun cowok_dari pada dia. Atau lebih memilih bermain dengan teman-temannya dari pada dia. Di sisi cowok, terkadang hal tersebut tidak bisa diterima dan dimengerti. Sedangkan menurut cewek itu adalah KEHARUSAN. Kenapa? karena si cewek melakukan hal yang sama tanpa si cowok memperingatkan. Si cewek selalu dan akan selalu mengutamakan pasangannya dalam segala hal. Cewek selalu menjawab pertama kali telpon dari pasangannya, selalu mengutamakan pesan-pesan dari pasangannya, selalu mengutamakan kepentingan pasangannya, selalu memperhatikan apa yang dimakan pasangannya, apa yang minum, apa yang dipakai, bagaimana dia berjalan. Semuanya..semuanya yang ia tahu. Mengutamakan bahkan jauh dari mengutamakan diri sendiri. jadi ketika ada pasangannya yang tidak melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan. Ia akan kecewa.
Ya wanita memang selalu ingin diutamakan. Sedangkan si cowok selalu menjawab dengan logis bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan. Lalu kamu bertanya-tanya, kenapa tidak bisa? aku mengutamakanmu setiap saat, dan kamu tidak bisa melakukan itu untuk beberapa hal? dan itu adalah salah satu pikiran yang sebenarnya menyakiti diri sendiri, menyakiti wanita. Walaupun di beberapa saat wanita bisa mengerti akan tindakan pasangannya, tapi pasti ada saat dimana wanita tidak bisa terus-terus melakukannya . Karena kesiapan mental wanita untuk mengerti hal itu juga terus berubah ubah. Karena kalau tidak akan muncul pertanyaan yang lebih gawat lagi, seperti “Kalau kamu tidak mengutamakanku? lalu apa bedanya aku dengan temanmu?” atau lebih parah lagi “Aku tuh berarti enggak sih?” kayak iklan Koran Sindo.

            Lalu bagaimana solusi agar hal tersebut tidak terjadi? Jawabanku tidak tahu, karena aku sendiri juga belum bisa mengatasinya. Mengatasi cara yang bisa disetujui dua belah pihak untuk membuat hubungan lebih ‘menyenangkan’ . Pasti selalu ada ketimpangan dimana salah satunya tidak mau melakukannya. Ya ini bukan berarti aku bosan dengannya, atau jenuh dengannya. Tapi hanya bosan dengan situasinya.  Itulah kenapa aku lebih suka menghindar ketika usahaku untuk memperbaikin kurang disambut. dan berhubung,’sahabatku’ itu tipe yang malas untuk menjelaskan dengan panjang lebar. Jadi aku lebih memilih untuk mengerti sendiri, menganalisis, sendiri, mencari sebab-sebabnya sendiri, sembuh dan baik dengan sendirinya. Mungkin aku tipe cewek yang tidak punya harga diri, karena ketika banyak perempuan diluar sana yang mati-matian mempertahankan harga diri dan gengsi dengan tidak mau meminta maaf pada pasangannya, walaupun sebenarnya si cewek yang salah. Maka kalau aku_mungkin ini terlihat sedikit sombong_ aku tidak akan malu walaupun pada awalnya duluan yang menghindar dan diam, nanti aku juga yang akan ‘menghampirinya’ meminta maaf duluan, aku tidak peduli dia minta maaf atau tidak, atau dia merasa turut andil dalam masalah yang kita itu atau tidak. Tak masalah aku yang harus terus-terusanan mengerti. Ya mungkin pilihan ini bisa dibilang  tindakan yang bodoh. Tapi bukannya yang menjadi masalah adalah gengsi? Maka jangan takut untuk menurunkan harga diri. Dari segala macam jalan keluar dari ‘kendala’ hubungan yang aku lalui. Menurunkan harga diri adalah cara yang paling efektif dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Lalu apa aku akan melakukannya (lagi) untuk masalah kali ini, entahlah..rasanya saat ini aku hanya ingin melihat drama korea saja :D .  Mungkin bisa dibilang sengaja lari untuk dicari :v.

0 komentar:

Posting Komentar