Setelah beberapa kali ngeblog dengan cuma copas (copy-paste) akhirnya saya punya keinginan juga untuk menulis blog dengan tangan saya sendiri, dan pikiran saya sendiri. Sejujurnya saya merasa akhir-akhir ini agak “mati suri”. Entahlah..mungkin saya terlalu banyak dosa hingga kepekaan saya ngumpet dibalik tumpukan dosa, dan untuk mengambil kepekaan saya kembali itu, saya harus berjuang mencari-cari dan membersihkan tumpukan dosa yang sudah menggunung dan lengket di hati saya itu. Saya harus banyak-banyak meminta ampun pada Tuhan. Saya berbulan-bulan ini, merasakan hal yang dinamakan “hampa”. Kehampaan pada makna hidup yang ada pada diri saya. Ya pertanyaan tentang makna hidup itu selalu muncul pada titik terendah keimanan manusia. Entah itu keputus asaan, perasaan tidak berguna, perasaan tidak dipedulikan atau perasaan-perasaan tidak enak lainnya. Saya memarahi “pertanyaan makna hidup” yang baru muncul sekarang. “Dulu-dulu pas kamu masih enjoy sama diriku, kamu itu kemana? Gak pernah muncul, kasih kabar aja enggak. Begitu aku kebingungan kok kamu muncul, bukannya bantu, eeh malah ngasih pertanyaan yang susah dijawab begitu.” Itulah omelan saya pada makna hidup yang sebenarnya mengomeli diri saya sendiri.
Lalu
apakah sekarang dengan menulis blog ini saya sudah menemukan makna hidup saya?
Tentu saja belum. Apakah saya sudah tidak merasa hampa? Tentu saja masih.
Bosan, dan jengah pada diri saya sendiri. Ekspektasi saya terlalu tinggi tapi
badan saya macet untuk diajak sekedar bergerak. Kalau saja saya semacam amoeba,
tentu saya akan membelah diri, kemudian diri saya yang baik yang tadi memberikan
pertanyaan tentang makna hidup ini, menampar dengan amat sangat keras diri saya
lainnya yang bermalas-malasan dan sampai pada umur 21 tahun ini tidak berguna. Dan
menayakan sederet pertanyaan ini
1. Kamu
sudah ngapain aja sih sejauh ini?
2. Kamu
sudah berbuat apa saja buat ibu dan keluarga?
3. Kamu
sudah dapat prestasi apa saja?
4. Katanya
mau dhikrulan tiap malam jumat kliwon udah?
5. katanya
mau rutin sholat dhuha, udah?
6. katanya
mau rutin tahajud, udah?
7. Katanya
mau jadi novelis, tapi karyamu enggak pernah selesai, kamu ini bagaimana?
8. Katanya
kamu punaya analisis dan pengamatan yang hebat, tapi mana hasilnya?
9. Kamu
punya orang terdekat yang hebat, tapi kamu? kamu ini mau jadi apa haa??/
Sederet
pertanyaan yang jawabannya bahkan masih kosong. Ah...hidup..apakah selalu
begini? Apakah karena Tuhan ingin aku begitu dekat dengannya sampai ia
menghadirkan kehampaan ini.
“Kalau
kau begitu bosan dengan hidupmu, berarti kamu bosan dengan dirimu sendiri” (Mario teguh)
Sebenarnya
saya punya kutipan-kutipan perkataan yang keren, untuk mengguggah semangat
saya, tapi karena kutipan itu sudah pernah saya baca, jadi kutipan itu tidak
mengetuk diri saya lagi. Tapi kabar baiknnya, karena saya sudah bisa menulis
apa yang saya pikirkan dengan lancar, sepertinya saya sudah sedikit demi sedikit
menemukan apa yang saya cari, saya juga sudah mengais-ngais kumpulan impian
waktu kecil saya, impian-impian yang terbentur dengan realitas. Lalu
menyusunnya dengan amat sangat hati-hati, saya akan berusaha untuk
menjauhkannya dari mara bahaya agar tidak tercecer lagi, dan pada akhirnya
membuat saya hampa lagi. Terimakasih Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar