Senin, 24 Februari 2014

Cerita Pendek "Lipstik"

LIPSTIK
Mematung....
Begitulah tabiat Lastri kalau sudah berdiri di depan kelas,berhadapan dengan orang banyak. Seluruh tubuhnya seperti di plester. Tak hanya mulutnya saja yang bungkam, tangan dan kakinya pun ikut-ikutan tak bergerak. Senjata mematung itu selalu bisa ditebak dan selalu berhasil membuat guru menyerah dan langsung menyuruh Lastri duduk tanpa harus menyelesaikan tugas presentasi yang di berikan padanya.
Lastri memang mempunyai penyakit kurang percaya diri yang sudah mencapai stadium 4, Entah apa sebenarnya yang diberbuat penyakit kurang percaya diri itu pada  diri Lastri, sampai Lastri jatuh cinta dan susah untuk melepaskannya. Padahal jika dilihat lihat, dia benar-benar tidak berhak untuk mengidap penyakit itu. Lastri mempunyai perpaduan antara kecerdasan dan kecantikan yang nyaris sempurna. 2 tahun berturut turut dia berhasil menjadi juara bertahan sebagai murid berprestasi , sekaligus menjadi juara sebagai cewek yang paling banyak dibicarakan oleh cowok-cowok di sekolahannya karena tingginya yang semampai ,badannya yang ramping.wajahnya yang oval, hidungnya yang mancung,rambutnya yang hitam lurus. bibirnya yang mungil dan merah alami ,kulitnya yang putih bersih dan sifat pemalu yang menurut cowok-cowok ababil disitu adalah sifat yang sangat menggemaskan .Dari mulai teman seangkatan sampai adik kelas,hampir tak ada yang tak pernah membicarakannya.Lalu..ada apa ? apa penyakit itu salah alamat karena mengikuti trennya lagu Ayu ting-ting?? silahkan cari sendiri kira-kira apa alasannya. jangan tanya saya,saya sendiri sebenarnya juga bingung mencari apa penyebabnya.Tapi...apapun alasannya yang terpenting bagaimana penyakit itu bisa di cabut Lastri dan Sepertinya hanya dia dan Tuhan yang tahu kapan penyakit itu berakhir.
Tapi tenang saudara-saudara…kita akan mengetahui kematian ketidak percayaan diri Lastri disini, dan bertambahlah orang yang tahu kapan penyakit itu berakhir. Karena suatu hari keajaiban datang…tiba-tiba saja Lastri yang biasanya tak pernah mau menjawab pertanyaan, tak pernah mau bertanya, bahkan tak pernah mau bersuara. Mengangkat tangan ketika pak Arjo menyodorkan soal kimia di papan tulis, dan yang mengherankan lagi angkat tangan itu disertai dengan bunyi “ Saya pak..” yang keluar dari mulut mungil Lastri. Semua teman-teman Lastri yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing dengan suara yang tak kalah berisiknya dengan kesibukannya, spontan terdiam dan dengan gerakan cepat, menengok ke arah dimana Lastri duduk.
“ kamu benar-benar mau menjawab Lastri?” Pak Arjo yang juga sempat terbengong bengong mencoba meyakinkan penglihatan dan pendengarannya.
“Iya pak” Lastri mengangguk mantap, lalu dengan gerakan anggunnya segera maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. Dan ketika pak Arjo memberi tanda bahwa soal yang Lastri kerjakan tanpa cacat. Semua teman Lastri bertepuk tangan lama sekali,dan sesekali terdengar suitan nakal dari teman laki-laki Lastri. Tepuk tangan itu tentu saja bukan karena jawaban Lastri yang benar, karena sudah tidak ada yang meragukan bahwa Lastri memang orang yang cerdas, Tepuk tangan itu adalah untuk keberanian Lastri mengeluarkan suara “Saya pak” yang indah nan memesona, untuk keberanian Lastri maju kedepan kelas, sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal pada Lastri yang pemalu.
Tak akan pernah ada yang bisa melupakan detik-detik peristiwa itu. Detik-detik ketika Lastri mengeluarkan suaranya pertama kali, detik-detik ketika ia maju ke depan kelas dengan langkah sepatunya yang pelan, ketika ia mengerjakan soal dengan cepat dan benar, apa warna jepit rambutnya waktu itu, di sebelah mana iya menggoreskan tinta di papan tulis, semuanya.. semuanya tak kan pernah di lupakan oleh teman-teman Lastri.
Dan keberanian Lastri itu, ternyata tidak bersifat sementara saja, di pelatjaran-pelajaran selanjutnya Lastri semakin ingin eksis, bahkan di pelajaran kesenian ia dengan senang hati menawarkan menyanyi “ Set Fair to the Rain” nya Adelle, yang walaupun suaranya tak sebagus suara Indah, juara menyanyi sekolah itu, Lastri tetap dapat tepuk tangan. Lagi-lagi untuk keberaniannya.
Walhasil…Ketika jam istirahat. Lastri yang sukses membuat terheran-heran. Langsung di serbu teman-temannya yang penasaran perihal perubahan drastis Lastri.
“Kamu hebat banget sih Lastri, bisa kayak Sailormoon gitu langsung berubah”
“Iya…keren banget tadi Lastri, aku suka kamu yang begitu”
“Sueer…cool banget”
Komentar pujian dari teman-teman  membanjiri telinga Lastri. “Ah..biasa aja kok” Lastri tersipu malu.
“Beneran lowh Lastri, aku aja sampek bengong td, tuh liat juga deh” Dina teman dekat Lastri menunjuk bibir Lastri yang lebih berwarna dari biasanya.” Kamu juga udah berani pakek lips glose, pantesan tadi tambah cakep, kamu kok tiba-tiba bisa begitu kenapa sih?” Dina penasaran
“sihir….” Lastri sedikit berbisik sambil tersenyum nakal, diiringi cibiran canda temannya.
Tak ada yang peduli dengan kenapa Lastri bisa berubah sedrastis itu, dan tak ada yang menganggap serius perkataan lastri tentang sihir waktu itu.mereka hanya tahu bahwa Lastri yang sekarang jauh lebih baik dari pada Lastri yang dulu. Padahal Lastri mengatakan hal sebenarnya tentang sihir itu.
Sehari sebelum peristiwa tak terlupakan itu, Lastri bertemu dengan seorang wanita separuh baya berpakaian lusuh yang membawa sekantong plastik yang entah isinya apa.menawarkan lipstik yang sudah setengah terpakai padanya. Lipstik bekas itu dihargai 30.000 oleh ibu itu. Ibu itu begitu memaksa Lastri membeli lipstik itu. dengan iming-iming bahwa lipstik itu adalah lisptik ajaib yang dapat membuat pemakainya bisa langsung pandai berbicara seperti orator ulung. Setelah lama di paksa akhrnya Lastri membelinya juga, hatinya langsung luluh ketika ibu itu mengatakan bahwa hasil  penjualan lipstik untuk berobat anaknya yang sedang sakit keras. Dan Lastri akhirnya menyerah juga. Ia mengeluarkan celengannya untuk membeli Lipstik itu.
Sebenarnya Lastri tak pernah tertarik untuk mencoba lipstik berwarna Pink itu. Tapi karena udara saat itu membuat bibirnya pecah-pecah hebat, akhirnya dia terpaksa memakainya, Dan hasilnya benar-benar luar biasa, tiba-tiba ia merasa percaya diri dan  mempunyai kekuatan besar untuk berbicara di depan orang banyak. Dan sejak itulah Lastri benar-benar yakin bahwa lipstik itu mempunyai kekuatan ajaib.
Lastri mulai agak resah ketika lipstiknya mulai habis, ia pun mengorek tabungannya lagi dan berniat bertemu dengan ibu-ibu berpakaian lusuh yang sering ia lihat di depan rumah kosong milik pak Lurah. Tapi Lastri kurang beruntung, tak dilihatnya tanda-tanda ibu-ibu ada disana. Hampir 1 jam Lastri mondar mandir di depan rumah kosong itu.tapi ibu itu tak kunjung muncul juga.
“nyari siapa Lastri?” tiba-tiba pak lurah datang “ Dari tadi bapak liat mondar mandir mulu”
“itu pak, kok ibu-ibu yang biasanya disini nggak ada ya?”
“Oh….ibu itu, kan udah dirumah sakit”
“Rumah sakit?, anaknya parah ya pak?” Lastri terlihat prihatin
“Anaknya?” Pak lurah agak terheran-heran
“iya…katanya ibu itu dia punya anak yang lagi sakit parah pak lurah”
“hahaha…” pak lurah terbahak “ Lastri…Lastri….kamu itu lucu, omongan orang nggak waras kok di anggap serius, seminggu yang lalu ada ambulan dari rumah sakit jiwa yang jemput ibu, udah 1 bulan ibu itu kabur dari tumah sakit jiwa”
Lastri langsung lemas, ia seperti tiba-tiba di paksa di tarik ke alam nyata. Pikirannya kosong sepanjang perjalanan kerumahnya, perasaannya bercampur aduk antara kesal karena kebodohannya tak menyadari bahwa ibu yang dia temui sudah putus saraf sehat mentalnya dan senang karena selama ini ternyata kepercayaan dirinya tidak berasal dari lipstik bekas itu. Ternyata keajaiban itu berasal dari  individu masing-masing yang diciptakan oleh keyakinan yang ditimbulkan individu itu sendiri…Magic is your self.


Terima kasih sudah membaca :D, maaf ya karena keterbatasanku ceritanya agak seditkit absurd dan terlalu dipaksakan. Jujur…agak grogi karena baru pertama upload. Tadinya cuma pengen jadi penikmat karya tapi karena di dukung (baca : diancam) “ Seseorang”, akhirnya jd pembuat juga deh.

0 komentar:

Posting Komentar