LIPSTIK
Mematung....
Begitulah tabiat Lastri kalau
sudah berdiri di depan kelas,berhadapan dengan orang banyak. Seluruh tubuhnya seperti di
plester. Tak
hanya mulutnya saja yang bungkam, tangan
dan kakinya pun ikut-ikutan tak bergerak. Senjata mematung itu selalu bisa ditebak dan
selalu berhasil membuat guru menyerah dan langsung menyuruh Lastri duduk tanpa
harus menyelesaikan tugas presentasi yang di berikan padanya.
Lastri
memang mempunyai penyakit kurang percaya diri yang sudah mencapai stadium 4,
Entah apa sebenarnya yang diberbuat penyakit kurang percaya diri itu pada diri Lastri, sampai Lastri jatuh cinta
dan susah untuk melepaskannya. Padahal
jika dilihat lihat, dia benar-benar tidak berhak untuk mengidap penyakit itu. Lastri mempunyai perpaduan antara
kecerdasan dan kecantikan yang nyaris sempurna. 2 tahun berturut turut dia
berhasil menjadi juara bertahan sebagai murid berprestasi , sekaligus menjadi juara
sebagai cewek yang paling banyak dibicarakan oleh cowok-cowok di sekolahannya
karena tingginya yang semampai ,badannya yang ramping.wajahnya yang oval, hidungnya yang
mancung,rambutnya yang hitam lurus. bibirnya yang mungil dan merah alami ,kulitnya
yang putih bersih dan sifat pemalu yang menurut cowok-cowok ababil disitu
adalah sifat yang sangat menggemaskan .Dari mulai teman seangkatan sampai adik
kelas,hampir tak ada yang tak pernah membicarakannya.Lalu..ada apa ? apa
penyakit itu salah alamat karena mengikuti trennya lagu Ayu ting-ting?? silahkan
cari sendiri kira-kira apa alasannya. jangan tanya saya,saya sendiri sebenarnya juga
bingung mencari apa penyebabnya.Tapi...apapun alasannya yang terpenting
bagaimana penyakit itu bisa di cabut Lastri dan Sepertinya hanya dia dan Tuhan
yang tahu kapan penyakit itu berakhir.
Tapi tenang saudara-saudara…kita akan mengetahui
kematian ketidak percayaan diri Lastri disini, dan bertambahlah orang yang tahu
kapan penyakit itu berakhir. Karena suatu hari keajaiban datang…tiba-tiba saja
Lastri yang biasanya tak pernah mau menjawab pertanyaan, tak pernah mau bertanya,
bahkan tak pernah mau bersuara. Mengangkat tangan ketika pak Arjo menyodorkan
soal kimia di papan tulis, dan yang mengherankan lagi angkat tangan itu
disertai dengan bunyi “ Saya pak..” yang keluar dari mulut mungil Lastri. Semua
teman-teman Lastri yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing dengan suara
yang tak kalah berisiknya dengan kesibukannya, spontan terdiam dan dengan
gerakan cepat, menengok ke arah dimana Lastri duduk.
“ kamu benar-benar mau menjawab Lastri?” Pak Arjo yang
juga sempat terbengong bengong mencoba meyakinkan penglihatan dan
pendengarannya.
“Iya pak” Lastri mengangguk mantap, lalu dengan
gerakan anggunnya segera maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. Dan ketika
pak Arjo memberi tanda bahwa soal yang Lastri kerjakan tanpa cacat. Semua teman
Lastri bertepuk tangan lama sekali,dan sesekali terdengar suitan nakal dari
teman laki-laki Lastri. Tepuk tangan itu tentu saja bukan karena jawaban Lastri
yang benar, karena sudah tidak ada yang meragukan bahwa Lastri memang orang yang
cerdas, Tepuk tangan itu adalah untuk keberanian Lastri mengeluarkan suara “Saya
pak” yang indah nan memesona, untuk keberanian Lastri maju kedepan kelas,
sekaligus untuk mengucapkan selamat tinggal pada Lastri yang pemalu.
Tak akan pernah ada yang bisa melupakan detik-detik
peristiwa itu. Detik-detik ketika Lastri mengeluarkan suaranya pertama kali,
detik-detik ketika ia maju ke depan kelas dengan langkah sepatunya yang pelan,
ketika ia mengerjakan soal dengan cepat dan benar, apa warna jepit rambutnya
waktu itu, di sebelah mana iya menggoreskan tinta di papan tulis, semuanya..
semuanya tak kan pernah di lupakan oleh teman-teman Lastri.
Dan keberanian Lastri itu, ternyata tidak bersifat
sementara saja, di pelatjaran-pelajaran selanjutnya Lastri semakin ingin eksis,
bahkan di pelajaran kesenian ia dengan senang hati menawarkan menyanyi “ Set
Fair to the Rain” nya Adelle, yang walaupun suaranya tak sebagus suara Indah,
juara menyanyi sekolah itu, Lastri tetap dapat tepuk tangan. Lagi-lagi untuk
keberaniannya.
Walhasil…Ketika jam istirahat. Lastri yang sukses
membuat terheran-heran. Langsung di serbu teman-temannya yang penasaran perihal
perubahan drastis Lastri.
“Kamu hebat banget sih Lastri, bisa kayak Sailormoon
gitu langsung berubah”
“Iya…keren banget tadi Lastri, aku suka kamu yang
begitu”
“Sueer…cool banget”
Komentar pujian dari teman-teman membanjiri telinga Lastri. “Ah..biasa aja
kok” Lastri tersipu malu.
“Beneran lowh Lastri, aku aja sampek bengong td, tuh
liat juga deh” Dina teman dekat Lastri menunjuk bibir Lastri yang lebih
berwarna dari biasanya.” Kamu juga udah berani pakek lips glose, pantesan tadi
tambah cakep, kamu kok tiba-tiba bisa begitu kenapa sih?” Dina penasaran
“sihir….” Lastri sedikit berbisik sambil tersenyum
nakal, diiringi cibiran canda temannya.
Tak ada yang peduli dengan kenapa Lastri bisa berubah
sedrastis itu, dan tak ada yang menganggap serius perkataan lastri tentang
sihir waktu itu.mereka hanya tahu bahwa Lastri yang sekarang jauh lebih baik
dari pada Lastri yang dulu. Padahal Lastri mengatakan hal sebenarnya tentang
sihir itu.
Sehari sebelum peristiwa tak terlupakan itu, Lastri
bertemu dengan seorang wanita separuh baya berpakaian lusuh yang membawa
sekantong plastik yang entah isinya apa.menawarkan lipstik yang sudah setengah
terpakai padanya. Lipstik bekas itu dihargai 30.000 oleh ibu itu. Ibu itu
begitu memaksa Lastri membeli lipstik itu. dengan iming-iming bahwa lipstik itu
adalah lisptik ajaib yang dapat membuat pemakainya bisa langsung pandai
berbicara seperti orator ulung. Setelah lama di paksa akhrnya Lastri membelinya
juga, hatinya langsung luluh ketika ibu itu mengatakan bahwa hasil penjualan lipstik untuk berobat anaknya yang
sedang sakit keras. Dan Lastri akhirnya menyerah juga. Ia mengeluarkan
celengannya untuk membeli Lipstik itu.
Sebenarnya Lastri tak pernah tertarik untuk mencoba
lipstik berwarna Pink itu. Tapi karena udara saat itu membuat bibirnya
pecah-pecah hebat, akhirnya dia terpaksa memakainya, Dan hasilnya benar-benar
luar biasa, tiba-tiba ia merasa percaya diri dan mempunyai kekuatan besar untuk berbicara di
depan orang banyak. Dan sejak itulah Lastri benar-benar yakin bahwa lipstik itu
mempunyai kekuatan ajaib.
Lastri mulai agak resah ketika lipstiknya mulai habis,
ia pun mengorek tabungannya lagi dan berniat bertemu dengan ibu-ibu berpakaian
lusuh yang sering ia lihat di depan rumah kosong milik pak Lurah. Tapi Lastri
kurang beruntung, tak dilihatnya tanda-tanda ibu-ibu ada disana. Hampir 1 jam
Lastri mondar mandir di depan rumah kosong itu.tapi ibu itu tak kunjung muncul
juga.
“nyari siapa Lastri?” tiba-tiba pak lurah datang “
Dari tadi bapak liat mondar mandir mulu”
“itu pak, kok ibu-ibu yang biasanya disini nggak ada
ya?”
“Oh….ibu itu, kan
udah dirumah sakit”
“Rumah sakit?,
anaknya parah ya pak?” Lastri terlihat prihatin
“Anaknya?” Pak lurah agak terheran-heran
“iya…katanya ibu itu dia punya anak yang lagi sakit
parah pak lurah”
“hahaha…” pak lurah terbahak “ Lastri…Lastri….kamu itu
lucu, omongan orang nggak waras kok di anggap serius, seminggu yang lalu ada
ambulan dari rumah sakit jiwa yang jemput ibu, udah 1 bulan ibu itu kabur dari
tumah sakit jiwa”
Lastri langsung lemas, ia seperti tiba-tiba di paksa
di tarik ke alam nyata. Pikirannya kosong sepanjang perjalanan kerumahnya,
perasaannya bercampur aduk antara kesal karena kebodohannya tak menyadari bahwa
ibu yang dia temui sudah putus saraf sehat mentalnya dan senang karena selama
ini ternyata kepercayaan dirinya tidak berasal dari lipstik bekas itu. Ternyata
keajaiban itu berasal dari individu
masing-masing yang diciptakan oleh keyakinan yang ditimbulkan individu itu
sendiri…Magic is your self.
0 komentar:
Posting Komentar