Jumat, 03 April 2015

Pengalaman ke Curug Kedung Kandang (Foto Vs Real)



Haloo para Readerwan dan Readerwati >0<

Ketemu lagi sama gue, gue tau kalian semua terpaksa baca blog gue, karena judulnya menarik (kibas rambut) haha. Karena udah dibuka dan terlanjur baca jadi bagaimana kalau diterusin aja (njebak).

Jadi pagi tadi…eh bukan pagi sih, tepatnya jam 10 pagi tadi pas gue lagi bangun tidur, dengan mata yang masih ngantuk. Ada chat L*ne bertaburan di hp gue. Gue kirain cowok gue, eh ternyata temen gue yang ngajakin “bersenang-senang” karena gue enggak ada kerjaan, akhirnya gue ngikut aja, itung-itung ngabisin duit (sok kaya).

Kami berencana bersenang-senang di tempat wisata junior bernama Kedung Kandang. Temen yang ngajak gue itu sebut saja Bunga, dia mupeng pengen kesana karena liat di instagram orang (kalau enggak salah denger lho ya). Jadi kita berempat sepakat untuk pergi kesana. Rencana berangkatnya sih kayaknya pagi, tapi berhubung kita laper jadi mampir dulu di sotoan deket Candi Sambisari. Enak euuyy…tempatnya asri, ditengah sawah gitu. Anginnya semilir bikin ngantuk. Dan yang terpenting adalah murah, harganya cuma 5000 per porsi. Pengen kesana lagi. Lhah…malah ngelantur.

Oke, kembali ke topik. Jadi akhirnya kami berangkat ke tempat itu disiang bolong sekitar jam satu siang. Destinasty kami adalah Curug Kedung Kandang  terletak di desa Putat, Pathuk, Gunungkidul. Jaraknya enggak jauh kok dari Gunung Api Purba. Jadi dari pertigaan Desa Ngelanggeran, Reader lurus aja ke arah Desa Putat. Sampai di Desa itu, ada pertigaan yang menikung nah Reader silahkan belok kanan, pertigaannya agak kecil jadi hati-hati. Ada Banner kecil  yang bergambar Curug Kedung Kandang kok disana. Setelah masuk ke pertigaan itu disana Reader akan disuguhi jalan makadam khas pedesaan, tapi tak dimakadam penuh, jadi kayak dimakadam ke dua sisinya kecilnya aja, itupun tak semuanya. Tak jauh dari sana Reader akan sampai di tempat parkir Kedung Kandang. Ingat…tempat parkirnya aja lho ya, belum sampek. Setelah parkir, Reader akan ditarik uang untuk tiket masuk oleh mas-mas penjaga loket. Jangan bayangkan loketnya punya ruangan sendiri ya Reader. Karena wisata ini masih baru, loketnya pun apa adanya berupa meja kecil yang diatasnya ada tulisan tiketnya. Anda akan diminta uang masuk yang cukup bersahabat. Yaitu Rp.5000 saja. Murah kan Reader? Nah setelah itu…perjuangan reader baru dimulai.


Dan dari sinilah bencana bermula. Gue salah sandal. Gue pakek sandal jalan gue satu-satunya, sandal wedges setinggi 5 cm. Gue enggak tau kalok untuk kesana butuh waktu untuk berjalan agak jauh. Jadi ya sudahlah..sebenernya gue udah disuruh ganti sama temen gue, tapi gue besi keukuh..karena gue pikir “Alah paling jalannya enggak seberapa, kalaupun sebeapa nanti nih sandal gue cincing aja.” Ternyata gue salah TOTAL.  Jarak 20 meter gue masih tenang, jalannya masih normal dan masih bisa gue atasi pakek sandal gue. Begitu jalannya menurun, gue mulai kejenglok, semacam kesandung gitu. Nah mulai saat itu gue lepas sandalnya. Akhirnya gue nyeker dengan mencincing sandal ping gue. Jalannya mulai curam, walaupun ada sawah membentang, tapi tetap dengan kondisi jalan turun dengan batuan terjal disana sini. Mana kondisi siang hari, bisa dibayangkan bagaimana panasnya ya Reader. dan setelah berbincang-bincang dengan temen gue. Gue baru tau kalok perjalanan yang harus kita tempuh adalah 800 M.


800 M Itu bunyi plangnya di awal masuk. Gue berusaha tenang, karena pada dasarnya sebenernya gue orang yang tahan jalan jauh. Jadi it's oke aja. Tapi ternyata hari yang panas bikin jalanan yang curam dengan batu-batu tadi panas, (medannya sedikit mirip dengan Gunung Api Purba, tapi enggak se-ekstrim itu kok Reader. Cuma jalan berbatunya aja yang mirip). Nah otomatis kaki gue yang enggak berbalut sandal tadi jadi kepanasan dong Reader. Gue sih enggak kepanasan banget, soalnya menurut gue masih bisa ditahan dengan kaki gue. Jalannya cukup susah untuk orang yang berfikir disana adalah destinasty wisata yang enggak perlu berjuang terlebih dahulu. Naik turun, tapi kebanyakan turunnya, melewati sawah-sawah dan bebatuan terjal gitu. Setelah sekitar 20 menitan perjalanan  gue istirahat di pinggir kali untuk nungguin 2 temen gue. Disitu Gue baru tahu kalok telapak kaki gue ngelupas. Dan jempol gue melepuh dengan air nanah di dalamnya. Gue kaget dong, secara gue merasa baik-baik saja. Setelah tahu kalau luka, akhirnya sakit itupun perlahan terasa. Lebih baik enggak tau kaki lecet deh pokoknya. Karena setelah itu, sugesti-sugesti tidak enak yang jadi kenyataan mulai bermunculan. Seperti kaki yang perih dan capek.


Walaupun kondisi kaki gue enggak bersahabat. Gue diem aja lah..soalnya nanti jadi merusak suasana. Kayak gigi yang lagi ngilu gitu haha. Akhirnya gue menahan perih di kaki gue dengan masih mencicing sandal. Medannya juga tidak memungkinkan dan kalok dipakein sendal malah bikin perih. Tidak lama dari pinggir kali dengan jembatan bambu yang gue pakek istirahat tadi, sampailah kita di Curug Kedung Kandang. Horeeeee…akhirnya kelar juga perjuangan gue.


Pas nyampek ditempat Kedung Kandang itu. Gue sedikit ragu. “Ini ya, tempatnya? Apa ada lagi?” Begitu pertanyaan gue. Soalnya gue baru liat sekilas fotonya. Dan agak berbeda dengan fotonya. Kalau gue lihat fotonya dengan seksama dan melihat aslinya, gue pasti agak kecewa. Tapi karena enggak ada bayangan sebelumnya jadi gue ya biasa aja cuma mbatin “Oooh…begini”.


Jadi tempat itu adalah semacam sungai gitu, tapi karena tempatnya turun, jadinya ada beberapa air terjun kecilnya. Ada dua air terjun besar. Tempat pemberhentian pertama gue adalah air terjun dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Tenang..enggak dalem kok. cuma semata kaki aja. Jadi kita bisa foto-foto di air terjunnya. Main air juga…Sayangnya airnya pada saat gue kesana butek gitu. Nah diatasnya ada air terjunnya lagi, tapi lebih tinggi dari pada sebelumnya yaitu setinggi sekitar 5 meter disana kita juga foto-foto ngabisin berapa jepret. entahlah..haha. Maklum namanya juga cewek..Ya…sebenernya 2 air terjun itu  yang bisa dilihat dan untuk foto-foto jarak dekat juga keren. Kalau mau foto yang keren lagi. Fotonya harus dari sawah-sawah  atasnya, sebelum sampai ke Kedung Kandangnya, soalnya kayaknya mas yang foto di instagram itu juga gitu deh. dengan kamera yang bagus. DSLR gitu…Jadi fiewnya memang lebih indah kalau dilihat dari atas, dari pada kita nyamperin langsung. Tapi saya akui air terjunnya cukup cantik dan tidak membahayakan. Ini penampakan Kedung kandang yang biasanya ada di foto-foto.


 
       

 Foto diatas itu kayaknya ngambil fotonya dari atas deh...dari sawah-sawah jadi hasilnya begitu bagus. Tapi kalok didekati dan kalok gue yang foto. Karena gue bukan orang fotografer dan gue jepret dengan kamera 2 MPnya Samsung Galaxi Young GT5360. Jadi hasilnya begini

         Foto Curug besar yang gue ceritain tingginya sekitar 2, 5 m tadi.



                     Ada batu seperti ini disebelah curug 2,5 m tadi

Walaupun agak sedikit berbeda tapi tetep indah kan? Yap..enggak sia-sia kok pokoknya. Kalok untuk curug yang sekiar 5 meter ini, begini penampakannya, gue enggak punya fotonya (fotonya ada di temen gue) jadi ini gue nyolong dari blog tetangga. hehe




Setelah menghabiskan waktu sekita 1,5 jam disana, kami memutuskan untuk pulang. Karena perut udah minta diisi.  Rute pulangnya enggak usah balik ke tempat masuk tadi, soalnya lebih susah. Jadi terus aja naik. Disamping Kedung kandang itu ada jalan setapak kecil. Jadi lewat situ aja. sekitar 15 m dari sana ada warung kecil jualan minuman, jadi tenang aja kalau ada yang dehidrasi dan butuh Aqua karena enggak konsen haha. Naiknya…karena tadi masuk kesananya udah turun, sekarang gentian jadi naik. Naik dan itu melelahkan. Rasanya hampir putus asa karena berasa gak nyampek-nyampek. Setelah berjalan sekitar 1-1,5 Km akhirnya sampai juga diatas deket tempat parkir. Huaaaaah…rasanya capek banget, mana celekit-celekit nih kaki. Pasti perjalanan ini berhasil membakar banyak lemak-lemak gue. Dan disana kita baru tahu kalau jalan ke tempat itu ada dua. Yaitu tempat ketika kita masuk yang jaraknya katanya 800 m (tapi kayaknya lebih deh)  dan jalan pulang kita yang jaraknya 150 m (ini juga kayaknya lebih). Dan kami dengan bodohnya milih yang jauh T_T . Soalnya yang deket tempat parkir motor pintu masuknya ya itu, dan kita pikir itu jalan satu-satunya. Jadi gue saranin kalau masuk kesana, mending lewat yang jaraknya 150 m itu (disana plangnya emang bukan menuju Kedung Kandang, tapi menuju curug apa gitu, tapi bisa kok dan lebih enak yang sana) Dan pulangnya enakan lewat jalan yang sama. Tempat masuk yang 150 m itu, sekitar 5 meter sebelum parkiran motor ya Reader.


Setelah kelelahan dan tepar, akhirnya kita langsung cabut pulang karena udah sore juga sekitar jam tengah empatan. Dan sepanjang perjalanan itu gue ngantuk dan lemes banget, kayaknya karena kecapekan. Setelah itu kita isi tenaga di mie ayam enak. Karena belum sholat..kita mampir Pom bensin untuk sholat dan pulang ke rumah masing-masing. Begitulah perjalananku hari ini pada kamis 2 April 2015. Gue cukup senang karena bisa kumpul-kumpul dan tahu tempat yang belum gue kunjungi. Capeknya enggak seberapa walaupun sakit kakinya masih terasa. haha…

Ini dia tips sebelum kamu ke kedung kandang, khususnya untuk cewek
1.  Pakai sunblok dulu sebelum disana, bisa kepanasan ciiint (maklum blog kecantikan merangkap blog wisata merangkap blog curhat dan blog blog lainnya).
2.     Bawa minum, minimal satu botol air mineral tanggung.
3.    Jangan pakai wedgest kayak gue, itu BURUK sekali. Jalannya berbatu dan licin jadi mending pakai sandal gunung dah.
4.  Jangan dandan rempong-rempong. Enggak ada gunanya soalnya baka luntur juga  karena keringetan.
5.     Pakai baju kaos, atau yang meresap kringet.
6.     Pakai celana yang nyaman, kalau bisa jangan jean’s supaya enak.
7.     Bawa baju ganti, siapa tahu mau mainan air disana.
8.     Jangan kesana kalau lagi hujan., rawan banjir.
9.     Jangan disana melebihi jam 17: 00 begitu peraturannya.
10.  Jangan perilaku terutama masalah kebersihan dan betindak sopan.

0 komentar:

Posting Komentar